Menjadi Sebaik-baik Manusia

Pekan ini, secara berturut-turut saya menemukan dua video yang sangat berkesan. Pertama, video mengenai seorang pemuda autis yang dipekerjakan oleh Uniqlo, sebuah retail store terkemuka dari Jepang. Di balik pemuda bernama Salim ini ada Galvin, seorang job coach yang secara khusus melatih dia hingga akhirnya mempertemukannya dengan Uniqlo. MasyaAllah. Lebih dari satu kali saya menonton video ini, dan tetap saja merasa terharu.

Hal yang sangat memukau (menurut saya) adalah bagaimana seorang Galvin sebagai job coach, mampu melihat Salim sebagai seorang yang berpotensi dan bisa mandiri. Kita tahu apa itu penyakit autis dan bagaimana stigma masyarakat mengenai orang-orang yang mendapat kelebihan ini dari Allah. Sejauh yang saya tahu, kebanyakan orang ya paling banter merasa sedih/iba/kasihan dengan orang autis. Terus gimana? Udah gitu aja. Tapi tidak dengan Galvin, dia melihat lebih jauh daripada kita. Bahkan dengan sabarnya mau melatih Salim.

Ada salah seorang sahabat saya yang pernah menjadi shadow aide untuk anak berkebutuhan khusus, dan darinya saya sering mendengar cerita dan tantangan dalam menghadapi anak autis yang dia damping. Tidak mudah, sungguh tidak mudah. Apalagi anak orang lain dan bukan keluarga, yang secara hukum apapun kita tidak ada kewajiban untuk mendidik. Bisa sabar itu luar biasa sekali.

Uniqlo. COOLNESS. Mereka mau mempekerjakan orang berkebutuhan khusus. Padahal ya dalam dunia kapitalis, kebanyakan pebisnis hanya mau meraup profit setinggi-tingginya dengan biaya serendah-rendahnya. Itu memang prinsip ekonomi. Makanya kita bisa melihat kasus di Korea Selatan dimana banyak perusahaan masih enggan untuk menerima karyawan perempuan yang sudah menikah karena mereka akan rugi ketika perempuan ini harus cuti, atau ijin mengasuh anak. Itu perempuan sehat, apalagi orang autis yang dianggap sakit. Kebutuhan khusus. Kinerja ga secepat orang non-autis, belum lagi biaya pelatihan mereka. Tapi Uniqlo mau melakukan hal itu. Thank you Uniqlo. Ga salah sih gue sering belanja di Uniqlo. Hahaha

Kalau mau lihat videonya, bisa klik link ini https://www.facebook.com/cnainsider/videos/vb.158552314167454/1390563300966343/?type=2&theater&notif_t=video_reply&notif_id=1495717461492078

Video kedua adalah mengenai Pak Sabani, seorang tukang bersih-bersih di Bandung. Dari tahun 1983 beliau berkampanye agar warga Bandung mau membuang sampah pada tempatnya. Banyak orang mentertawakan beliau, tapi beliau tetap maju sampai sekarang orang justru menyebut dia pahlawan. Beliau ini berkampanye bukan lewat media social atau menjadi panel dalam seminar ya. Literally beliau ini turun memungut sampah di jalan! Beliau ga omdo (omong doang), tapi ngomong + kerja. He is the man lah pokoknya.

MasyaAllah keren lah. Kebanyakan orang kan selalu bicara perubahan, selalu mengkritisi warga, selalu prihatin dengan kondisi Indonesia yang belum maju, tapi baru sebatas ngemeng. Apalagi di era media sosial.

Ini nih vdeo tentang beliau https://www.facebook.com/aljazeera/videos/10155578804723690/?pnref=story

Apa sih benang merah dari dua video tersebut?

Ada satu sih yang paling menginspirasi. Kebermanfaatan bagi sesama. Dalam Islam kan ada hadith (hasan ya bukan hoax)

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Sumber: https://muslimah.or.id/6435-pribadi-yang-bermanfaat.html

Secara nyata, Galvin&Uniqlo dan Pak Sariban adalah orang-orang yang memberi manfaat kepada orang lain. Walaupun cuma satu deh, tapi Galvin&Uniqlo udah bener-bener menolong Salim hingga dia bisa menolong orang lain juga, yaitu ibunya (dalam video diceritakan bahwa Salim sudah berani menawarkan untuk membayar pengobatan ibunya Karena dia sudah mampu). Galvin menjadi perantara Allah untuk merubah hidup Salim. Apa sih rasanya menjadi orang yang membantu perubahan hidup orang lain? It must be wonderful.

Pak Sabani ga capek selama puluhan tahun memungut sampah dan mengingatkan warga Bandung agar menjaga kebersihan. Dalam video diceritakan bahwa orang-orang yang melihatnya sering malu dan akhirnya tidak membuang sampah sembarangan. Itu juga bentuk lain dari manfaat. Melalui Pak Sabani, orang jadi tidak mengotori lingkungan. Melalui Pak Sabani, Bandung sedikit banyak jadi lebih bersih. Pak Sabani itu termasuk orang yang menginisiasi perubahan. What a deed a man can do.

Jadi terasa ga sih ke diri sendiri. Apa manfaat yang sudah kita beri ke orang lain. Kuliah tinggi, ilmunya sudah terpakai buat menolong orang belum? Atau baru dipakai buat menolong perusaahan biar dapat profit tinggi? Hiks.

Kuliah tinggi, banyak nulis journal. Betulkah sudah dapat menolong orang lain? Atau hanya cukup puas karena sudah terindex di tempat ternama sehingga bisa menaikkan cum akademik? Hiks.

Apa sih rasanya menjadi muslim yang terbaik? It must be a best feeling in the world. Semoga kita bisa menjadi muslim yang paling bermanfaat untuk manusia ya. Aamiin.

28 Mei 2017/2 Ramadhan 1438

One thought on “Menjadi Sebaik-baik Manusia

  1. okky23 says:

    Nabil, temanku seorang tuna netra bekerja di Standart Charted sebagai IT dan kabarnya banyak juga teman2nya di bagian telesales. Bahkan beberapa kantor di Jakarta sudah membuka peluang kerja buat “orang-orang spesial” ini. Di Balaikota pun juga ada. Ini berdasar cerita temanku itu sih 🙂

    Liked by 1 person

Leave a comment