Mengumpulkan Hikmah yang Tercecer dalam Setiap Perjalanan

Ditulis tahun 2013 tanpa ada perubahan apapun.

Ada yang memilih untuk menggunakan jasa tour agent. Alasannya, supaya tidak usah susah-susah mikir hotel, makan dan transportasi ketika sedang berwisata. Ada yang menolak untuk menggunakan jasa tour agent, memilih untuk mengatur semuanya sendiri. Semua ada plus minus nya.

Seperti kata ibu saya, bapak dan ibu menganggap perjalanan-perjalanan yang kami lakukan bersama adalah salah satu bentuk pendidikan kami. Tidak masalah jika terkadang salah seorang dari kami terpaksa harus ijin tidak masuk kelas. Karena pelajaran tidak hanya terdapat di dalam ruang kelas saja! Yang penting, jangan lalai. Pelajaran di sekolah tetap harus dipahami. Kalau ada ujian,ya harus belajar. Hehehe..

Membaca buku itu sangat bagus. Tapi jangan cuma baca buku, berjalanlah di bumi Allah dan buktikan apa yang tertulis di dalam buku! Itu teguran ayah saya setiap kali saya menolak untuk diajak bepergian keluar kota. Jadilah tu terbawa hingga saya tumbuh dewasa.   Saya masih muda. Saya masih berstatus mahasiswa. Saya tinggal diluar Indonesia. Alhamdulillah. Kenapa tidak saya manfaatkan kesempatan ini untuk berpetualang? Lagipula saya ingin melihat bumi Allah di luar sana yang kata ayah sangat indah itu.

Sekarang ketika saya sudah besar dan mendapat ijin untuk berjalan-jalan tanpa pengawasan orang tua, buat saya travelling masih merupakan satu bagian dari pembelajaran. Itulah kenapa saya menolak untuk menggunakan jasa tour agent. saya memilih untuk mencari tiket murah sendiri. Browsing di internet untuk tahu tempat mana yang bagus untuk dilihat. Mempersiapkan berapa dana yang dibutuhkan untuk bertahan hidup disana. Semua hal saya persiapkan hingga yang sangat detil seperti mau makan apa disana, mau naik apa, dll. Travelling, ketika dilakukan tanpa orang tua, adalah saatnya untuk belajar mandiri dengan bekal pengajaran dari orangtua saya.

Berjalan tanpa alas kaki saat hujan rintik-rintik di pinggiran Choa Chu Kang (Singapore) karena sepatu saya jebol. Bingung saat membaca peta untuk mencari admiralty subway station(Hong Kong) dan akhirnya nyasar ke suatu tempat entah dimana. Salah naik angkutan umum di Macau sampai akhirnya saya dan teman-teman terbawa sampai perkampungan yang berbeda pulau dengan hotel saya. Saya menikmati itu semua.

Tinggal di hotel kecil, makan siang dengan bekal seadanya,tawar-menawar harga souvenir. Semua itu memberi arti. Saya jadi tahu watak asli penduduk Hong Kong yang tidak ramah dan bukan penyabar. Saya jadi tahu kalau LRT di Malaysia tergolong agak lambat dibanding LRT di negara maju. Saya jadi tahu betapa murahnya naik angkot di Bandung, dibandingkan naik angkot di Semarang.

Kalau saya ada uang lebih untuk menyewa jasa tour agent, mungkin saya tidak akan tahu sedetail itu. Saya mungkin hanya akan mengunjungi tempat-tempat wisata di suatu daerah dengan menggunakan bus yang telah dipersiapkan oleh agent. Makanan pun sudah disiapkan, tidak usah susah payah mencari makan halal sendiri.

Saya jadi sangat bersyukur tinggal di Negara muslim seperti Malaysia dan Indonesia.

Alhamdulillah.

Dan saya masih ingin menjelajahi tempat-tempat lain. Melihat, belajar, dan bersyukur. Mudah-mudahan Allah memberi saya kesempatan, dan orang tua mengijinkan.

Leave a comment